Cintaku Tergadai Karena Hutang by Varisha





Judul: Cintaku Tergadai Karena Hutang

Penulis: Varisha

Status: On Going

Genre: Kawin Kontrak, Romansa Modern




Selain keluarga inti Raihan, ada juga keluarga adik satu-satunya dari papa Raihan yang bernama Reno. Om Reno datang bersama istrinya dan juga kedua putrinya Sarah dan Laras.


Mereka melakukan acara barbeque dan Raihan kebagian tugas memanggang yang tentunya harus melawan asap yang pedih bila masuk ke mata.


"Naira, sini dong duduk bareng kami. Itu biar di urus mbok Nah aja," panggil tante Risa saat melihat Naira mondar-mandir membawa segala kebutuhan acara kecil-kecilan itu.


"Iya tante," Naira langsung menaruh piring berisikan daging yang belum di panggang dan ikut duduk bersama para wanita.


"Menantu kamu ini terlalu baik atau gimana sih mbak, ngapain dari tadi dia mondar-mandir padahal kan ada mbok Nah," kata tante Risa.


"Naira itu emang baik Sa dia suka menolong orang bukan hanya diam aja tanpa membantu," bu Cantika yang sudah tau tabiat adik iparnya itu sengaja langsung berbicara yang bertujuan menyindir karena dia tau maksud dari perkataan Risa itu pasti bertujuan menjelekkan Naira.


"Percuma baik kalau sampai sekarang belum hamil, padahal sudah dua bulan menikah." Nah kan, benar dugaan bu Cantika.


"Baru dua bulan, masih waktu bagi mereka untuk bermesra-mesraan sebelum di ganggu oleh anak-anak mereka."


"Dua bulan udah waktu yang lama loh mbak, lihat nih Sarah baru seminggu menikah sudah hamil, aku dulu tiga minggu sudah hamil, kamu juga gitu kan mbak sepuluh hari menikah sudah hamil. Mending coba periksa ke dokter mbak, siapa tau menantu mu yang bukan dari kalangan kita ini nggak subur."


"Jaga ucapan mu Ris, sebelum kamu aku usir dari sini." Emang mulut iparnya itu harus di kasih cabe ayam geprek biar jontor atau sekalian aja di geprek juga. 


"Emang ada yang salah dari perkataan ku? emang benarkan menantu mu ini bukan dari kalangan kita kan? dia hanya seorang pelayan cafe yang masuk dalam keluarga Pramudya," merasa tidak terima di ancam akan di usir, tante Risa semakin menghina Naira.


Ketiga perempuan muda (Naira, Sarah, Laras) yang duduk bersama dengan kedua saudara ipar itu, hanya diam saja melihat pertengkaran keduanya.


"Salah, sangat salah. Walaupun Naira bukan dari keluarga berada, tapi perilakunya lebih baik daripada kamu." Kalau bukan bu Cantika yang membela, siapa lagi yang akan membela menantu kesayangannya itu.


Merasa tidak enak melihat pertengkaran yang terjadi karenanya, Naira memilih untuk pergi.


"Maaf ma, tante, Naira izin masuk ke dalam mau ke kamar mandi." Tanpa menunggu jawaban dari mereka, Naira langsung masuk ke dalam rumah dan menunju dapur dan mengambil air dingin yang ada di kulkas.


Dia merasa gerah mendengar perkataan-perkataan tajam yang keluar dari mulut tante Risa.


"Udah kere ternyata lo pintar bohong juga ya," kata Sarah yang sengaja mengikuti Naira.


"Maksudnya apa mbak?."


"Bilangnya mau ke kamar mandi kok malah ke dapur? lo sengaja menghindar setelah berhasil bikin mama aku dan tante Cantika bertengkar, benar kan? emang licik lo." Tuduh wanita yang sedang hamil tiga bulan itu.


"Aku nggak ada bermaksud seperti yang mbak tuduh."


"Alaah, nggak usah ngeles lo. Dari awal aku itu nggak setuju Raihan menikah dengan perempuan miskin kayak lo, nggak level."


"Udah miskin, belum hamil lagi. Kasihan sekali Raihan sepupu aku, dia yang cucu pertama tapi aku duluan yang menikah, aku juga yang bakal duluan memberikan cicit bagi keluarga Pramudya. Kalian siap-siap aja nanti anak aku yang akan menerima semuanya, anak kalian tinggal menerima sisa-sisanya aja, hahaha." Setelah puas menghina Naira perempuan itu melenggang pergi.


Naira hanya bisa menangis mendengar hinaan-hinaan yang lontarkan dari mulut ibu dan anak itu.


Emang dasar ibu dan anak, sama-sama nggak ada akhlak. (Sepertinya mereka butuh les privat sama author nih)


"Apa aku salah terlahir dari orang yang tak punya?," lirih Naira.


*****


Cerita selengkapnya hanya ada di #fizzo, yuk baca gratis di fizzo 🤗

LihatTutupKomentar